Sangatta – Jimmy Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, mengkritik pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang terletak diwilayah Batota kabupaten kutai timur, yang masih dianggap belum optimal. Menurut Jimmy, TPA ini menghadapi tantangan terkait sumberdaya manusia (SDM) dan kapasitas mesin insinerator yang perlu ditingkatkan atau perlu untuk penambahan alat.
“Walaupun insinerator dirancang untuk menangani 60 ton sampah per hari, ada kekhawatiran mengenai keterbatasan SDM dan kapasitas mesin yang mungkin masih kurang. Jika KPC sudah mengonfirmasi kapasitas mesin sesuai standar, maka mungkin masalahnya terletak pada SDM,” jelas Jimmy Anggota DPRD Kutai Timur Fraksi PKS
Jimmy menilai bahwa kajian terhadap Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPSP) seharusnya dilakukan sebelum implementasi proyek agar bisa dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap alat-alat yang akan digunakan nantinya.
“Kajian terhadap Tempat Pembuangan Sampah Terpadu harusnya dilakukan sebelum alat dipasang. Jika kajian dilakukan setelah alat sudah terpasang, maka itu hanya akan menjadi alasan pembenaran dari pihak tersebut,” ujarnya.
Jimmy berharap pemerintah melakukan kajian mendalam sebelum melanjutkan pembangunan TPA dan melakukan beberapa survey lagi sebelum dilakukannya Pembangunan tersebut karena menurut Jimmy ini akan memberikan dampak terhadap Masyarakat sekitar juga nantinya.
“Kajian menyeluruh diperlukan agar proyek ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat,” tegas Jimmy
Dia juga mengatakan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait untuk memastikan proyek-proyek seperti TPA dan pemanfaatan sampah sebagai sumber energi dapat berhasil dan memberikan dampak positif bagi lingkungan Masyarakat dan juga bisa memberikan kesejahteraan bagi Masyarakat sekitar.














