SANGATTA – Harapan besar disampaikan warga Desa Kandolo saat Anggota DPRD Kutai Timur, Dr Tyty Novel Paembonan, mengunjungi wilayah mereka dalam agenda reses. Mereka meminta agar DPRD memperjuangkan desa mereka agar masuk dalam kawasan enclave dari Taman Nasional Kutai (TNK).
Saat ini, status wilayah Desa Kandolo masih menjadi bagian dari TNK, sehingga pemukiman dan perkebunan warga sulit berkembang. Salah satu persoalan terbesar adalah keterbatasan pembangunan jalan tani yang sangat dibutuhkan untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
“Mereka meminta agar wilayah mereka dilakukan enclave, agar bisa dibangun. Sebab mereka ini petani sawit. Namun kadang sawit yang mereka panen tidak bisa dijual karena akses keluar dari kebun masih terbatas,” ujar Dr Tyty.
Menanggapi hal ini, ia mengungkapkan bahwa persoalan kemanusiaan selalu menjadi perhatian utamanya. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk berkoordinasi dengan pemerintah dan memperjuangkan agar kebun masyarakat bisa dilakukan enclave atau perubahan status dari kawasan hutan menjadi Area Penggunaan Lain (APL).
Namun, perjuangan ini tidak bisa dilakukan secara instan. Dr Tyty menyarankan agar masyarakat mulai menyusun usulan dari tingkat desa dan kecamatan, sebelum dibawa ke Dinas Pengendalian Lahan dan Tata Ruang (PLTR) untuk pemetaan lebih lanjut.
“Misalnya, jika ada seratus hektar lahan yang sudah digarap dan berproduksi tetapi masih ada kendala legalitas, maka ini perlu dibahas bersama dengan semua pihak agar segera mendapatkan solusi,” jelasnya.
Dengan kerja sama yang baik antara warga, pemerintah daerah, dan kementerian terkait, Dr Tyty optimis bahwa solusi terbaik dapat ditemukan untuk mendukung aktivitas petani di Desa Kandolo.














