Kutai Timur – Kondisi layanan kesehatan di tiga desa terpencil Kecamatan Sandaran, yakni Tanjung Mangkaliat, Sandaran, dan Tadoan, menjadi sorotan tajam Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur. Anggota DPRD Kutim, Akhmad Sulaiman, mendesak Pemerintah Daerah untuk segera meningkatkan fasilitas dan tenaga medis, bahkan mendorong pembangunan Puskesmas rawat inap di wilayah tersebut.
Sulaiman mengungkapkan bahwa pelayanan kesehatan di ketiga desa tersebut sangat tidak maksimal. Alasannya, tiga desa dengan jarak tempuh yang sulit ini hanya dilayani oleh satu Pusat Kesehatan Masyarakat (Pustu) yang hanya memiliki satu orang perawat.
“Pelayanan kesehatan di sana tidak maksimal karena tenaga medisnya sangat minim. Bayangkan, tiga desa hanya dilayani oleh satu perawat,” ungkap Akhmad Sulaiman.
Kondisi ini diperparah dengan infrastruktur Pustu yang dinilai sudah tidak layak. Sulaiman mengeluhkan Pustu yang hanya memiliki satu kamar dan satu ruang periksa, membuat pelayanan menjadi semakin terbatas.
Selain itu, banyaknya kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang menyita waktu perawat satu-satunya di Pustu tersebut turut memperburuk situasi, sehingga masyarakat semakin kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Untuk mengatasi masalah ini, Akhmad Sulaiman mendesak penambahan tenaga medis, dengan standar ideal minimal dua tenaga medis, termasuk seorang dokter, di setiap desa. Namun, solusi jangka panjang yang paling ia harapkan adalah pembangunan Puskesmas.
“Dengan anggaran yang besar, seharusnya pemerintah bisa membangun Puskesmas di sana, untuk dua desa yang berdekatan. Puskesmas kan bisa ada ruang rawat inapnya,” katanya.
Sulaiman menegaskan bahwa keberadaan Puskesmas dengan fasilitas rawat inap sangat dibutuhkan karena Sandaran merupakan daerah terpencil dengan akses transportasi yang sulit. Puskesmas rawat inap dianggap sebagai solusi paling realistis untuk memastikan masyarakat di tiga desa tersebut memperoleh akses pelayanan kesehatan yang layak dan memadai.(Adv)














