KUTAI TIMUR, EKSPOSPEDIA.CO.ID — Menghadapi keterbatasan anggaran daerah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Kabupaten Kutai Timur kini memfokuskan strategi pembangunan pertanian melalui optimalisasi dukungan pemerintah pusat. Sejumlah program yang akan berjalan pada 2025–2026 dipastikan mengandalkan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Kepala Bidang DTPHP Kutim, Dessy, menyebut bahwa sebagian besar kegiatan prioritas pertanian memang belum dapat ditopang secara penuh oleh APBD.
“Kondisi APBD kita saat ini memang belum bisa terlalu banyak menopang kegiatan pertanian. Karena itu, strategi kami adalah mengejar program-program kementerian agar bisa masuk ke Kutai Timur,” jelasnya.
Salah satu program yang sudah memperoleh dukungan penuh dari pusat adalah Brigade Pangan, sebuah inisiatif untuk melibatkan generasi muda dalam pertanian modern. Seluruh alat dan mesin pertanian (alsintan)—mulai dari traktor roda empat, hand tractor, hingga drone penyemprot—dibantu langsung melalui Kementerian Pertanian.
Tak hanya itu, pada tahun 2026 DTPHP juga menargetkan pencetakan sawah baru seluas 1.150 hektare, yang akan dilengkapi dengan alsintan terbaru dari APBN. Langkah ini disiapkan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan memperluas lahan produktif di Kutim.
DTPHP juga mengajukan program rehabilitasi sawah tidak tergarap agar kembali berfungsi optimal. Menurut Dessy, koordinasi dengan Kementerian Pertanian menjadi faktor penentu keberhasilan program tersebut.
“Kami ingin memastikan bahwa target-target pertanian daerah tetap tercapai meski dengan keterbatasan dana daerah. Dengan dukungan pusat, kita bisa terus bergerak,” tegasnya.
Dengan serangkaian program terarah ini, DTPHP optimistis pembangunan pertanian Kutim tetap berlanjut meski menghadapi keterbatasan anggaran. (Adv/sl)














