SANGATTA – Permintaan peningkatan infrastruktur pertanian terus mengalir dari masyarakat Daerah Pemilihan (Dapil) II Kutai Timur. Salah satu yang paling sering disuarakan adalah perbaikan dan pembangunan jalan usaha tani. Anggota DPRD Kutim, Joni, menyebutkan bahwa permintaan ini mendominasi aspirasi warga yang ia tampung selama masa reses maupun pertemuan informal.
“Sebagian masyarakat memang meminta pembangunan jalan tani baru, tetapi lebih banyak yang mengusulkan peningkatan kualitas jalan yang sudah ada. Banyak dari mereka mengeluh karena jalan yang rusak menyulitkan akses ke lahan pertanian,” ujar Joni kepada awak media.
Ia menekankan bahwa jalan tani yang dibangun tanpa kualitas yang memadai akan cepat rusak, terlebih saat musim hujan. Kerusakan ini bukan hanya memperlambat aktivitas pertanian, tapi juga berdampak pada hasil dan pendapatan petani.
“Biasanya, jalan yang hanya diratakan tanpa penguatan akan rusak dalam hitungan bulan. Petani jadi kesulitan mengangkut hasil panen, bahkan alat pertanian pun tidak bisa lewat. Ini jelas menghambat produktivitas dan perekonomian mereka,” jelasnya.
Sebagai solusi, Joni mendorong agar pemerintah daerah mempertimbangkan penggunaan cor beton dalam pembangunan jalan tani. Menurutnya, selain lebih tahan lama, jalan yang dicor juga lebih layak digunakan sepanjang tahun, tanpa khawatir akan cepat rusak.
“Kalau jalannya kuat, aktivitas pertanian bisa terus berjalan lancar. Ini salah satu cara kita mendukung ketahanan pangan dan kesejahteraan petani,” tambah politisi asal Dapil II tersebut.
Joni juga menegaskan komitmennya untuk terus menyuarakan aspirasi ini melalui mekanisme pokok-pokok pikiran (pokir) DPRD. Ia berharap pemerintah daerah memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian, mengingat besarnya kontribusi masyarakat tani terhadap perekonomian daerah.
“Jalan tani yang baik bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga bentuk penghargaan atas kerja keras petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan kita,” pungkasnya.














