Sangatta – Pendidikan adalah fondasi dari kemajuan suatu daerah, dan hal ini semakin dirasakan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Joni, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah atas upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui insentif dan honor yang lebih baik, serta peningkatan fasilitas pendidikan di wilayah tersebut. Namun, Joni menegaskan bahwa fokus utama saat ini adalah pada kualitas pendidikan itu sendiri.
“Saya sangat menghargai langkah pemerintah yang telah memberikan perhatian serius terhadap kesejahteraan para guru, terutama dalam hal insentif dan honor. Tapi kita semua tahu bahwa kesejahteraan saja belum cukup. Yang lebih penting lagi adalah bagaimana meningkatkan kinerja para guru untuk mencetak generasi emas 2045 yang siap bersaing dan berkontribusi pada bangsa ini,” ujar Joni dalam wawancara di Gedung DPRD Kutim, Selasa (25/11/2024).
Perubahan signifikan dalam sektor pendidikan di Kutim juga tercermin dalam kemajuan fasilitas pendidikan. Sekolah-sekolah di daerah ini kini memiliki sarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang lebih optimal. Akses teknologi di sekolah-sekolah, seperti penyediaan wifi gratis, menjadi salah satu langkah penting untuk mendorong pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis teknologi.
“Sekarang, sekolah-sekolah di Kutim sudah memiliki fasilitas yang jauh lebih baik daripada sebelumnya. Wifi gratis di sekolah menjadi salah satu contoh bagaimana pemerintah berupaya menjembatani kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan. Ini sangat mendukung agar pembelajaran di Kutim menjadi lebih modern dan menyenangkan,” lanjut Joni.
Selain fasilitas yang semakin berkembang, berbagai program pemerintah juga semakin memberikan akses pendidikan yang lebih inklusif bagi masyarakat. Program buku dan seragam sekolah gratis menjadi salah satu bentuk dukungan nyata bagi keluarga yang kurang mampu. Selain itu, beasiswa dari jenjang PAUD hingga SMP turut membuka peluang bagi anak-anak dari kalangan ekonomi menengah ke bawah untuk meraih pendidikan yang berkualitas tanpa terbentur biaya.
“Bantuan seperti buku dan seragam gratis sangat membantu masyarakat, terutama yang ekonominya terbatas. Beasiswa untuk anak-anak PAUD, TK, SD, hingga SMP menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk mengenyam pendidikan dengan layak,” kata Joni.
Dengan program-program ini, Joni berharap agar semakin banyak anak-anak di Kutim yang bisa menikmati pendidikan tanpa adanya kendala finansial. Ia juga berharap agar kualitas pendidikan di Kutim semakin meningkat, seiring dengan komitmen pemerintah dan dukungan seluruh masyarakat untuk mempersiapkan generasi yang lebih baik.
Kebijakan ini tidak hanya sekadar menciptakan fasilitas pendidikan yang memadai, tetapi juga memastikan bahwa setiap anak di Kutim memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah Kutim berharap dapat mencetak generasi muda yang siap mewujudkan cita-cita bersama, yakni generasi emas 2045 yang membawa kemajuan bagi daerah dan bangsa.
Dengan komitmen yang kuat dan upaya nyata, Kutim semakin mendekat pada masa depan yang cerah, dengan pendidikan yang inklusif dan berkualitas sebagai salah satu kunci utama. (Adv)














