SANGATTA – Akhmad Sulaiman, menyoroti banyaknya objek wisata di wilayah Kutim yang belum dikelola secara optimal. Ia menilai sektor pariwisata memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu destinasi yang menjadi perhatian Sulaiman adalah Pantai Indah di Kecamatan Sandaran, yang dikenal dengan pasir putihnya dan deretan pohon pinus yang rindang. Namun, keindahan alam tersebut belum didukung dengan pengelolaan yang memadai.
“Pantai itu sangat indah. Pasir putih, pohon pinus yang kalau tertiup angin menimbulkan suara khas, dan suasana sejuk di bawahnya. Sayangnya, belum dikelola dengan baik. Kalau ini ditata dan diberi fasilitas, bisa jadi daya tarik wisata besar,” ungkapnya, Senin (1/12/2024).
Selain Pantai Indah, Sulaiman juga menyinggung potensi wisata Air Terjun dan Gua Karst di wilayah Sangsaka yang juga belum tergarap maksimal. Ia menilai destinasi-destinasi ini bisa menjadi magnet bagi wisatawan jika infrastruktur pendukung diperbaiki dan fasilitas wisata dibangun secara profesional.
Sebagai anggota Komisi D DPRD Kutim yang membidangi urusan pariwisata, Sulaiman menegaskan komitmennya untuk mendorong Dinas Pariwisata agar lebih aktif membangun dan mengembangkan potensi wisata yang ada.
“Warga sudah banyak yang mengusulkan saat reses dan kampanye. Mereka ingin pengelolaan wisata yang lebih baik. Saat ini masih dikelola secara tradisional oleh masyarakat. Fasilitasnya minim, jalannya pun belum bagus,” jelasnya.
Menurutnya, pengembangan sektor pariwisata bukan hanya soal menarik wisatawan, tetapi juga memberikan kontribusi langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
“Kalau ditata dan dipromosikan dengan baik, wisatawan akan datang dengan sendirinya. Ini bisa jadi sumber PAD baru dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” pungkas politisi tersebut.
Ia berharap Pemkab Kutim bersama seluruh pemangku kepentingan segera mengambil langkah strategis agar potensi wisata daerah tidak terus dibiarkan terbengkalai. (Adv)














