KUTAI TIMUR, EKSPOSPEDIA.CO.ID – Desa Swarga Bara di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) kian memantapkan posisinya sebagai sentra ekonomi kreatif daerah. Tidak hanya unggul di sektor kuliner, desa ini juga memiliki potensi besar yang tengah berkembang pesat di bidang kerajinan, khususnya batik. Saat ini, setidaknya ada tiga kelompok pembatik aktif yang konsisten eksis dan menjadi kebanggaan utama masyarakat desa.
Kepala Desa Swarga Bara, Wahyuddin Usman, mengungkapkan identitas tiga kekuatan utama pembatik tersebut. Ketiganya adalah usaha batik rintisan mendiang Ibu Juwita, kelompok batik milik Ibu Ices, dan yang terbaru, kelompok batik Panorama.
“Kalau bicara batik, Swarga Bara punya tiga kelompok besar. Semuanya memiliki ciri khas motif dan pewarnaan masing-masing yang unik,” ujar Wahyuddin, Kamis (13/11/2025).
Wahyuddin menjelaskan, eksistensi kelompok batik ini sangat terbantu oleh dukungan berkelanjutan dari sektor swasta. Sejumlah perusahaan, termasuk PT KPC, aktif memberikan pembinaan teknis dan bantuan peralatan produksi, memastikan para pembatik dapat terus berkreasi dan meningkatkan kualitas.
Produk batik lokal ini tidak hanya memenuhi pasar di Kutai Timur saja, tetapi juga rutin tampil di panggung-panggung regional. “Batik dari Swarga Bara hampir selalu ikut dalam kegiatan besar, seperti peringatan 17 Agustus dan HUT Kabupaten. Ini menunjukkan kualitas dan pengakuan atas karya mereka,” katanya.
Menariknya, kelompok batik Panorama tidak berhenti pada kain. Mereka mengembangkan promosi budaya dengan mengintegrasikan seni pertunjukan wayang orang. Wahyuddin bahkan pernah berpartisipasi dalam pementasan tersebut, yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.
“Saya pernah ikut main jadi pemeran, dan antusiasme masyarakat luar biasa,” ucapnya. Bagi Wahyuddin, batik Swarga Bara adalah simbol identitas dan kreativitas yang menginspirasi. “Batik ini bukti bahwa desa bisa melahirkan karya besar kalau ada kemauan dan dukungan,” tegasnya. (Adv)














