Kutai Timur – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Jimmi, menegaskan bahwa toleransi merupakan pondasi krusial untuk menjaga keharmonisan dan mendukung kemajuan pembangunan daerah. Ia menyebut Kutim sebagai miniatur Indonesia yang harus merayakan keberagaman.
Jimmi menjelaskan bahwa dengan latar belakang suku, budaya, dan keyakinan yang beraneka ragam, kondisi Kutim seharusnya menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.
“Kutim adalah miniatur Indonesia dengan berbagai latar belakang suku, budaya, dan keyakinan. Kondisi itu harus menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan,” ujar Jimmi, Senin (1/12/2025).
Ia menekankan bahwa toleransi tidak cukup hanya menjadi ucapan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata, termasuk kemampuan menerima perbedaan dengan hati yang lapang dan menghindari provokasi.
Lebih lanjut, Jimmi menyoroti bahwa kerukunan antarwarga menjadi modal sosial yang besar untuk menciptakan stabilitas daerah. Stabilitas sosial, pada akhirnya, adalah prasyarat bagi masuknya investasi dan lancarnya program pembangunan.
“Investasi, ekonomi, dan pembangunan hanya bisa berjalan baik jika masyarakat hidup dalam suasana aman dan damai,” katanya.
Oleh karena itu, Jimmi mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan toleransi sebagai perilaku sehari-hari dan memperkuat persatuan. DPRD Kutim, kata Jimmi, akan terus mendorong program yang memperkuat nilai persatuan, termasuk melalui kegiatan kebudayaan dan pendidikan karakter.
“Kutim maju bukan hanya karena pembangunan fisik, tetapi karena masyarakatnya mampu menjaga harmoni,” pungkasnya, menegaskan bahwa pendidikan toleransi harus dimulai sejak dini, bahkan dari lingkungan keluarga.
(Adv)














