Kutai Timur – Buruknya infrastruktur dasar di wilayah pedalaman Kabupaten Kutai Timur (Kutim) mulai memberikan dampak fatal bagi dunia pendidikan. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Edy Markus, menyoroti fakta di lapangan di mana banyak siswa di kawasan terpencil kesulitan menjangkau sekolah akibat akses jalan yang tidak layak.
Edy mengungkapkan bahwa kerusakan jalan di sejumlah wilayah pelosok telah menjadi penghambat utama mobilitas pelajar. Kondisi jalan yang hancur, terutama saat musim hujan, kerap memaksa siswa meliburkan diri atau menempuh perjalanan berbahaya demi menuntut ilmu.
“Kebutuhan masyarakat itu mendasar, seperti jalan. Kalau jalannya saja tidak ada atau rusak parah, semuanya terhambat. Anak-anak sekolah sulit berangkat, guru juga terhambat untuk mengajar,” tegas Edy.
Legislator dari Fraksi NasDem ini menilai, ketimpangan infrastruktur ini menciptakan ketidakadilan pendidikan. Siswa di perkotaan dapat menikmati akses mudah, sementara siswa di pedalaman harus bertaruh nyawa atau waktu hanya untuk sampai ke ruang kelas.
Selain masalah aksesibilitas, Edy juga membeberkan masalah infrastruktur pendidikan lainnya. Ia menyebut masih menemukan adanya sekolah di wilayah terpencil yang belum memiliki gedung belajar sendiri atau kondisinya sangat memprihatinkan.
“Masalah pendidikan ini nyata, sebab masih ada sekolah yang belum ada tempatnya (gedung yang layak). Ini yang harus benar-benar kita prioritaskan,” jelasnya.
Oleh karena itu, Edy mendesak Pemerintah Kabupaten Kutim agar tidak hanya fokus memoles wajah perkotaan. Ia meminta alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) difokuskan untuk perbaikan jalan penghubung antardesa dan pembangunan fasilitas sekolah di pedalaman.
Menurutnya, perbaikan akses jalan adalah kunci. Jika infrastruktur jalan memadai, maka distribusi logistik pendidikan, mobilitas tenaga pengajar, dan kehadiran siswa dapat terjamin.
“Kita tidak boleh menutup mata. Jangan sampai anak-anak di wilayah tertinggal kehilangan hak pendidikannya hanya karena pemerintah lambat memperbaiki jalan,” pungkasnya.(Adv)














