KUTAI TIMUR – Bagi Bahcok Riandi, menjadi anggota DPRD bukan sekadar menjalankan tugas formal di balik meja parlemen. Ia percaya, suara rakyat paling murni terdengar langsung dari tanah tempat mereka berpijak. Karena itulah, saat masa reses tiba, Bahcok turun langsung ke Daerah Pemilihan (Dapil) Kutai Timur 4—meliputi Kecamatan Kombeng, Muara Wahau, dan Telen—untuk menyapa dan mendengarkan warga.
Reses kali ini bukan hanya agenda kerja, tapi menjadi ruang penuh makna, tempat aspirasi-aspirasi sederhana namun vital disampaikan: pendidikan yang layak, air bersih yang mudah diakses, serta listrik yang menyala di setiap rumah.
“Pendidikan adalah kunci masa depan,” ucap Bahcok dengan penuh tekad. Di hadapan warga, ia mencatat betapa banyak sekolah yang masih kekurangan fasilitas, terutama di wilayah pelosok. Banyak anak-anak di sana harus menempuh jarak jauh demi bisa belajar di ruang kelas yang seadanya. “Kami akan terus dorong pemerintah untuk memberikan perhatian lebih pada pendidikan di daerah ini,” lanjutnya.
Tapi pendidikan bukan satu-satunya suara yang digaungkan warga. Kebutuhan akan air bersih juga menjadi keluhan yang nyaring. Di beberapa titik di Dapil 4, masyarakat masih harus bersusah payah mendapatkan air bersih, yang semestinya menjadi hak dasar setiap manusia.
“Air bersih bukan kemewahan, tapi kebutuhan pokok,” tegas Bahcok. Ia berjanji akan menjadikan persoalan ini sebagai prioritas dalam pembahasan kebijakan di tingkat DPRD.
Listrik pun menjadi topik yang terus muncul dalam perbincangan hangat dengan warga. Di zaman serba digital ini, nyatanya masih ada desa yang belum merasakan nyala lampu di malam hari. Bahcok memahami betul dampak dari keterbatasan akses listrik terhadap pendidikan, kesehatan, bahkan ekonomi warga.
“Listrik adalah syarat dasar bagi daerah untuk tumbuh,” ujarnya. Ia memastikan akan terus mengawal isu ini hingga benar-benar ada perubahan nyata.
Masa reses bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi jembatan emosional antara wakil rakyat dan rakyat itu sendiri. Dari setiap pertemuan, Bahcok tak hanya membawa catatan usulan, tapi juga semangat dan harapan.
“Dengan datang langsung ke lapangan, saya bisa benar-benar memahami apa yang sedang mereka hadapi. Ini bukan hanya tentang data, tapi tentang kehidupan nyata,” tuturnya.
Dengan semangat kebersamaan dan tekad untuk membangun daerah dari pinggiran, Bahcok Riandi kembali ke Gedung DPRD membawa suara masyarakat—suara yang ia yakini, akan jadi bahan bakar bagi perubahan yang lebih baik. (Adv)














