Kutai Timur, Ekspospedia.co.id – Di tengah bayangan potensi penurunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun 2026, semangat pembangunan di Kutai Timur tidak boleh surut. Inilah pesan utama yang disampaikan oleh Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kutai Timur (Kutim), Pandi Widiarto.
Pandi Widiarto menyuarakan harapan agar proyek-proyek pembangunan strategis yang menggunakan skema Multi Years Contract (MYC) atau kontrak tahun jamak, tetap dapat berjalan tanpa terhenti.
Menurutnya, MYC bukan sekadar teknis kontrak, tetapi merupakan kunci vital dalam menjaga denyut nadi ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kutai Timur.
“MYC ini tentu sangat penting, karena bicara soal pemerataan pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat dari desa hingga kabupaten,” ujar Pandi.
Ia menekankan bahwa kondisi fiskal yang menantang tidak boleh membuat Pemerintah Daerah terjebak dalam sikap pasif. Kutim pernah menghadapi kondisi serupa di masa lalu dan berhasil melewatinya dengan strategi yang tepat.
“Kita tidak boleh stuck. Dulu pernah juga menghadapi kondisi serupa, dan kita bisa melewatinya dengan strategi yang tepat,” tambahnya.
Untuk memastikan keberlanjutan proyek ini, Pandi menyatakan bahwa DPRD, melalui Badan Anggaran, siap mempelajari dan membahas lebih lanjut potensi pelaksanaan MYC. Ini akan membutuhkan strategi khusus.
Legislatif juga siap mendukung penuh kebijakan Bupati Kutim yang pro terhadap pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
“Kita di legislatif akan berupaya agar program prioritas Bupati tetap terakomodasi di tengah kondisi fiskal yang menantang,” lanjutnya.
Lebih dari sekadar mencari dana, tantangan anggaran ini justru dilihat sebagai momentum emas untuk meningkatkan kualitas perencanaan. Dengan keterbatasan, setiap rupiah yang dikeluarkan harus lebih terukur dan tepat sasaran.
Kunci keberhasilan menghadapi tekanan fiskal, menurut Pandi, adalah koordinasi yang solid antara DPRD, Pemerintah Kabupaten (Pemkab), dan pihak terkait lainnya.
“Dengan koordinasi yang baik, semua bisa diatur dengan lebih terukur. Kalau semua pihak solid, maka keterbatasan bisa diubah jadi peluang,” ungkapnya optimis.
Pandi Widiarto menutup pernyataannya dengan keyakinan penuh bahwa Kutai Timur akan tetap tumbuh. Yang terpenting adalah semangat dan arah pembangunan tetap dijaga agar manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat luas. Sebuah tantangan fiskal yang direspons dengan optimisme kolaboratif.(Adv)














