KUTAI TIMUR – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dikenal sebagai salah satu daerah terluas di Kalimantan Timur yang menyimpan “harta karun” berupa potensi pariwisata yang luar biasa. Mulai dari keindahan wisata bahari, pesona ekowisata di pedalaman, kekayaan budaya masyarakat lokal, hingga sentra-sentra ekonomi kreatif yang kini mulai tumbuh di berbagai kecamatan.
Namun, besarnya potensi ini menghadapi tantangan geografis dan visibilitas. Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kutim, Akhmad Rifani, menyoroti bahwa keindahan alam dan kreativitas warga saja tidak cukup untuk mendatangkan wisatawan tanpa adanya strategi promosi yang masif. Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa media massa dan platform digital memegang peranan paling vital.
“Biar potensi kita bagus, biar kita punya ide cemerlang, kalau media tidak mempromosikan, tidak ada yang kenal. Itu hukum dasarnya,” tegas Rifani dalam keterangannya.
Rifani mengibaratkan media sebagai jembatan penghubung antara destinasi wisata tersembunyi di Kutim dengan masyarakat luas. Di era digital saat ini, persepsi calon wisatawan sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka baca dan lihat di internet. Pemberitaan positif, ulasan di media sosial, serta dokumentasi visual yang menarik adalah faktor penentu utama yang membangun kepercayaan publik.
“Orang tidak akan datang ke tempat yang tidak mereka tahu atau tidak ada informasinya. Media adalah jendela pertama bagi wisatawan untuk mengintip keindahan Kutim sebelum mereka memutuskan berkunjung,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rifani menekankan pentingnya sinergitas yang kuat antara pemerintah daerah dan insan pers. Mengingat karakteristik wilayah Kutai Timur yang sangat luas dengan jarak antar-kecamatan yang cukup jauh, pemerintah memiliki keterbatasan dalam menjangkau seluruh potensi secara bersamaan. Oleh karena itu, kehadiran jurnalis dan pegiat media sosial sangat dibutuhkan untuk mengekspos potensi-potensi lokal yang selama ini belum terekspos (unexposed).
Ia berharap kolaborasi ini terus ditingkatkan agar sektor pariwisata Kutim tidak hanya berjalan di tempat, tetapi mampu bersaing di kancah nasional bahkan internasional.
“Kutim sangat luas. Tanpa media, promosi kita terbatas dan parsial. Media adalah kunci mempercepat pariwisata kita naik kelas,” pungkasnya menutup pembicaraan. (Adv/sl)














