EKSPOSPEDIA.CO.ID – Dinas Pariwisata Kutai Timur menyoroti pentingnya etika digital dalam dunia konten kreator yang semakin berkembang. Kepala Dispar Kutim, H. Nurullah, menilai bahwa kebebasan berekspresi di dunia maya harus diiringi tanggung jawab. Ia menyatakan bahwa kualitas konten harus sejalan dengan kepedulian terhadap dampaknya bagi masyarakat.
“Peserta tidak hanya mahir membuat konten, tetapi juga memiliki pemahaman tentang etika digital,” tegasnya.
Menurutnya, munculnya kreator baru harus dibarengi pemahaman tentang privasi, akurasi informasi, dan sensitivitas budaya. Konten yang sembarangan dapat merugikan citra daerah dan menimbulkan kesalahpahaman. Nurullah mengingatkan bahwa dunia digital sangat cepat menyebarkan informasi.
“Sekali konten dirilis, ia bisa menjangkau publik luas dalam hitungan detik,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa wisata dan budaya tidak boleh dijadikan objek konten yang diperlakukan tanpa aturan. Narasi yang salah dapat mereduksi nilai budaya dan merusak keaslian destinasi wisata. Kreator harus memahami batas-batas etis sebelum mempublikasikan konten.
“Kami ingin konten yang dibuat tetap menghargai nilai lokal,” katanya.
Selain etika, ia menyoroti tantangan pengelolaan komentar, hoaks, dan manipulasi visual. Kreator masa kini dituntut untuk bijak dalam menghadapi interaksi publik di media sosial. Mereka juga harus siap dengan risiko misunderstanding yang muncul dari interpretasi penonton
Ia melihat pelatihan bukan hanya soal keterampilan teknis tetapi juga pendidikan moral digital. Pemerintah daerah ingin generasi muda Kutim tumbuh sebagai kreator yang bertanggung jawab serta menjadi teladan bagi masyarakat. Literasi digital dinilai menjadi fondasi penting bagi masa depan industri kreatif.
“Kami ingin mereka memahami nilai-nilai profesionalisme,” jelasnya.
Nurullah optimistis Kutai Timur bisa menjadi contoh daerah dengan kreator berkarakter kuat dan beretika tinggi. Pemerintah berkomitmen terus mengembangkan program literasi digital sebagai upaya jangka panjang. Ia menegaskan bahwa penguatan etika adalah bagian dari pembangunan pariwisata berkelanjutan. (Adv/sl)














