Kutai Timur – Sebuah asa baru tengah bersemi di Kecamatan Sandaran, Kutai Timur, seiring dengan pembahasan proyek tahun jamak (multiyears) DPRD Kutim bersama Pemerintah Kabupaten. Anggota DPRD Kutim, Akhmad Sulaiman, membawa lima usulan krusial yang diharapkan dapat menjadi kunci pembuka isolasi dan mengatasi ketertinggalan pembangunan di wilayah tersebut.
Sulaiman mengungkapkan, usulan ini bukan sekadar daftar keinginan, melainkan jeritan aspirasi murni dari masyarakat Sandaran yang sudah lama mendambakan infrastruktur layak.
“Usulan kami cukup banyak, karena Kecamatan Sandaran ini masih sangat tertinggal dibanding kecamatan lainnya di Kutim,” tutur Sulaiman dengan nada prihatin.
Dari lima usulan yang diajukan, fokus utama diarahkan pada pembangunan jalan penghubung, khususnya rute vital dari Tanjung Mangkaliat sampai ke Tanjung Manis. Jalan ini diibaratkan sebagai urat nadi yang akan menyatukan desa-desa dan menghidupkan perekonomian warga pesisir.
“Paling utama adalah pembangunan jalan Tanjung Mangkaliat sampai ke Tanjung Manis. Karena tertinggal, maka seharusnya, saatnya proyek tahun jamak fokus ke Sandaran,” jelasnya, menekankan bahwa momentum proyek multiyears hingga 2028 ini harus dimanfaatkan untuk Sandaran.
Selain jalan, Sulaiman juga menyentuh kebutuhan pelabuhan di Manubar—sebuah ironi mengingat Sandaran memiliki garis pantai terpanjang di Kutim, namun belum memiliki fasilitas pelabuhan yang memadai.
Meskipun menyadari adanya tantangan berupa penurunan anggaran APBD Kutim, Akhmad Sulaiman tetap optimis dan realistis. Ia berharap Pemerintah Kabupaten dapat menyetujui usulan ini, mengubah Sandaran dari wilayah tertinggal menjadi wilayah yang terhubung dan maju.
Usulan lima proyek ini kini berada di tangan tim perencana anggaran, membawa serta mimpi ribuan warga Sandaran untuk memiliki jalan dan pelabuhan yang layak, demi masa depan yang lebih cerah.(Adv)














