Kutai Timur – Aidil Fitri, secara terbuka menyoroti adanya ketimpangan pembangunan infrastruktur yang signifikan di Daerah Pemilihan (Dapil) IV. Ia mengakui bahwa Kecamatan Telen masih jauh tertinggal dibandingkan dua kecamatan tetangganya, Kongbeng dan Muara Wahau, terutama dari sisi kualitas jalan poros.
Menurut Aidil, lambatnya pemerataan infrastruktur di Telen disebabkan oleh faktor geografis wilayah yang cukup menantang. Telen terbelah oleh dua sungai besar yang secara alami memisahkan desa satu dengan lainnya.
“Pembangunan infrastruktur Kecamatan Telen tertinggal jauh dibanding Muara Wahau dan Kongbeng. Ini karena faktor geografis, di mana Telen dilintasi dua sungai sehingga delapan desa di sana terpisah-pisah,” jelas Aidil Fitri.
Aidil menekankan bahwa konektivitas adalah kunci untuk mengatasi isolasi tersebut. Ia menaruh harapan besar pada penyelesaian dua proyek jembatan vital yang akan menghubungkan desa-desa di wilayah tersebut.
“Kami berharap jika dua jembatan di sana, yakni Jembatan Telen yang akan segera diselesaikan serta Jembatan Muara Haloq terbangun, itu akan sangat membantu menghubungkan delapan desa, termasuk menghubungkan Telen dengan kecamatan lainnya,” tambahnya.
Selain masalah jembatan dan jalan poros utama yang minim, Politisi ini juga menyoroti kondisi ironis lainnya: meskipun bangunan fisik sekolah di Telen rata-rata sudah cukup bagus, akses jalan menuju sekolah masih banyak yang berupa tanah dan berlumpur saat musim hujan, memaksa para siswa kesulitan.
Aidil Fitri menegaskan, pemerintah wajib memprioritaskan peningkatan jalan agar masyarakat, khususnya pelajar, bisa pergi ke sekolah dengan nyaman, seraya menunggu penyelesaian proyek jembatan yang menjadi solusi permanen isolasi wilayah.(Adv)














